Menyesal

Kata Alkitab / 8 June 2015

Kalangan Sendiri

Menyesal

daniel.tanamal Official Writer
3656
<!--[if gte mso 9]><xml> Normal 0 false false false IN X-NONE X-NONE MicrosoftInternetExplorer4 </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin-top:0cm; mso-para-margin-right:0cm; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0cm; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-fareast-language:EN-US;} </style>

Sebuah survei terhadap warga yang berusia 60 tahun yang dilakukan di Belgia mengenai penyesalan terbesar dalam hidup mereka, menghasilkan 72 persen yang menyesal karena mengabaikan waktu untuk bekerja dengan baik di masa mudanya, 67 persen menyesal karena salah memilih profesi, 63 persen menyesal karena kurang waktu mendidik anak ataupun menggunakan pola didik yang salah, 58 persen menyesal karena kurang berolahraga dan menjaga kesehatan, sementara itu 11 persen menyesal karena tidak memiliki uang yang cukup.

Sahabat, bila survei ini diajukan kepada anda, apakah penyesalan terbesar dalam hidup anda? Ada pepatah, penyesalan selalu datang terlambat. Itu tidak salah. Kita menyesal atas tindakan salah di masa lalu. Kita menyesal atas keputusan keliru di masa lalu. Kita menyesal atas perkataan buruk yang pernah terlontar dan ternyata dampaknya sangatlah kuat. Tapi penyesalan tinggal penyesalan. Masa lalu tak dapat diulang. Baik atau buruk apa yang sudah terjadi akan tetap menjadi sebuah “jejak”.

Amsal 3:21 berkata “Hai anakku, janganlah pertimbangan dan kebijaksanaan itu menjauh dari matamu, peliharalah itu.” Maka dalam setiap tindakan dan keputusan kita, “pertimbangan dan kebijaksanaan” itu sangat penting sekali. Jangan grasa-grusu. Jangan asal tabrak. Jangan berpikir bagaimana nanti saja. Tapi pikirkan baik-baik, pertimbangkanlah secara matang-matang. Betul, kita tidak mungkin sama sekali terhindar dari penyesalan. Sebab betapapun kita, tidak terlepas dari kesalahan. Tapi, dengan pertimbangan dan kebijaksanaan, setidaknya bisa meminimalkannya. Yaitu menjaga langkah kita tetap berjalan di jalan yang lebih “aman”. Pikirkan ini, menyesal kemudian tiada berguna, maka berpikirlah bijak dan bertindaklah secara bijak!



*Ditulis oleh Ayub Yahya dalam bukunya Usah Kau Lara Sendiri – 101 renungan tentang hidup berpengharapan. (dengan beberapa pengubahan teknis)

 

Sumber : Ayub Yahya
Halaman :
1

Ikuti Kami